Sabtu, 04 Desember 2010

Installasi dan konfigurasi Postfix mail server di Linux


Installasi dan konfigurasi Postfix mail server di Linux Print E-mail
Written by Administrator   
Saturday, 28 August 2004
Postfix adalah mail transfer agent yang dikembangkan oleh Wietse Venema. Beberapa fitur yang ditawarkan oleh Postfix :

Performance. Postfix mampu melayani sejuta email dalam sehari
Kompatibilitas. Postfix sangat kompatibel dengan Sendmail (yang sudah banyak dipergunakan orang sebagai MTA di UNIX.

Terdiri beberapa program kecil yang saling tidak percaya. Jika Sendmail hanya mampunyai satu program besar dan satu file konfigurasi besar, maka Postfix memiliki program-program kecil yang menjalankan tugasnya secara spesifik.
Keamanan. Postfix dijalankan dengan proteksi bertingkat, oleh program-program kecil yang saling tidak percaya. Masing-masing program dijalankan oleh user khusus (bukan setuid).

Multiple Transport. Postfix dapat mengirim surat dengan modus SMTP (Simple Mail Transfer Protocol) dan UUCP (Unix to Unix Copy Protocol) sekaligus.
Mendukung format Maildir. Maildir adalah format boks penyimpanan surat dalam bentuk folder daripada berbentuk satu fila (mbox).
Kemudahan konfigurasi. Meskipun Postfix terdiri dari banyak program kecil, namun hanya memiliki satu file konfigurasi yang mudah untuk di seting yakni /etc/postfix/main.cfg.

Bagaimana Postfix bekerja
Berikut sekilas gambaran bagaimana Postfix bekerja :


Jika ada mail lokal, maupun mail remote yang mempergunakan SMTP, diletakkan ke dalam direktori /var/mail/postfix/maildrop. Direktori ini world writable, dan permissionnya selalu dicek oleh pickup daemon setiap kali ada mail masuk.
Di sini akan dicek host, domain, maupun username yang dituju. Pengecekan juga termasuk yang didefinisikan di /etc/aliases dan ~/.forward. Jika bermasalah, mail akan dikembalikan ke pengirim. Biasanya ada satu tembusan ke postmaster.
Dari maildrop, mail akan di clean-up dengan menambahkan header, dan meletakkannya di direktori /var/mail/postfix/incoming. Disini program queue manager akan diaktifkan.
Queue Manager akan memisahkan mail-mail yang ditujukan untuk jaringan lokal dan mail yang ditujukan untuk host/jaringan remote. Jika ada mail yang macet, Queue Manager akan memilahnya, sehingga tidak mempengaruhi pengantaran mail lainnya.
Trivial-rewrite adalah program yang dipanggil oleh Queue Manager untuk resolving alamat dari tujuan surat.

Instalasi dan aktivasi Postfix
Untuk distribusi TSL (Trustix Secure Linux), Postfix sudah menjadi bagian dari paket instalasi. Yang diperlukan hanyalah mengaktifkannya. Namun jika pada saat instalasi terlewatkan, Postfix bisa diinstal secara manual. Berikut langkah instalasinya :


Mount CD Trustix Secure Linux dengan account root.
# mount /dev/cdrom /mnt/cdrom
Masuk ke direktori RPMS, tempat disimpannya program aplikasi.
# cd /mnt/cdrom/Trustix/RPMS
Instal Program Postfix dari Trustix Secure Linux
# rpm -ivh postfix-19991231_p108-1tr.i386.rpm
Setelah itu, postfix bisa langsung diaktifkan (dengan catatan komputer memiliki alamat host FQDN), dengan menjalankan skrip yang sudah terpasang di /etc/rc.d/init.d.

# /etc/rc.d/init.d/postfix start
Untuk mengecek postfix sudah berjalan dengan baik, bisa dilakukan dengan beberapa cara
# netstat -a
Active Internet connections (servers and established)

Proto Recv-Q Send-Q Local Address Foreign Address State

tcp 0 0 localhost:smtp *:* LISTEN

tcp 0 0 *:6000 *:* LISTEN

tcp 0 0 *:printer *:* LISTEN

raw 0 0 *:icmp *:* 7

raw 0 0 *:tcp *:* 7

# ps ax

PID TTY STAT TIME COMMAND

1 ? S 0:06 init [3]

2 ? SW 0:00 [kflushd]

3 ? SW 0:00 [kupdate]

4 ? SW 0:00 [kpiod]

5 ? SW 0:00 [kswapd]

6 ? SWN sofyan@trustix.co.idThis e-mail address is being protected from spam bots, you need JavaScript enabled to view it Fry Jul 28 12:02 13/447 ``Test''

& (tekan enter)

Konfigurasi Mail Klien di LAN Workstation

Konfigurasi Mail Klien di LAN Workstation

Istilah yang biasa dipakai untuk sebuah perangkat e-mail gateway / server seperti MDaemon biasanya di sebut Mail Transfer Agent (MTA). Sedangkan perangkat lunak yang digunakan user untuk membaca dan mengirimkan email adalah Mail User Agent (MUA).
Setelah kita mengkonfigurasi mail server MDAEMON sebagai MTA seperti yang dijelaskan dalam Bab sebelumnya. Langkah selanjutnya adalah mengkonfigurasikan perangkat lunak MUA di workstation user yang terdapat dalam LAN agar user yang memiliki program email client dapat mengakses email masing-masing yang di simpan dalam mailbox yang ada di MDAEMON.
Pada kesempat ini kami hanya memberikan contoh setup bagi Microsoft Outlook Express dan Netscape Messager saya. Tentunya dengan banyaknya macam perangkat lunak mail client maka berat bagi penulis untuk memberitahukan semua cara konfigurasi dari berbagai macam mail client. Pada dasarnya, informasi yang dibutuhkan oleh setiap mail client hanya ada tiga buah, yaitu :
  • IP address Outgoing mail (SMTP).
  • IP address Incoming mail (POP3).
  • Nama account dan password untuk mengambil email menggunakan POP3.
IP address Outgoing dan Incoming ini sama bagi client yang ingin mengakses MDaemon mail server. Pastikan untuk mengetahui nama user account dan password pada MDaemon.
Kami mengasumsikan bahwa setup TCP/IP di masing-masing workstation sudah benar sehingga masing-masing PC dalam LAN dapat berkomunikasi satu dengan yang lain. Kami sangat menyarankan untuk menbaca buku “Teknologi Warung Internet” untuk mengetahui cara menset LAN serderhana yang terkait ke gateway MDAEMON. Perlu dicatat bahwa IP address yang standar digunakan dalam sebuah LAN private seperti ini umumnya adalah keluarga 10.x.x.x atau keluarga 192.168.x.x.


Outlook Express

Pada Microsoft Outlook Express, untuk mengakses email yang ada pada server MDaemon, kita pilih menu Tools --> Accounts pada Outlook Express.
Akan terbuka jendela berjudul ‘Internet Accounts’. Jendela ini menyatakan macam-macam account yang digunakan oleh Outlook Express. Jika account untuk mengakses email pada MDaemon tidak tersedia, kita harus membuat account ini dengan menekan tombol Add --> Mail ….
Setelah kita klik account yang baru kita buat maka kita dapat men-set beberapa hal yang berkaitan dengan account tersebut. Jika kita meng-klik menu Properties maka salah satu pilihannya adalah tab ‘General’. Yang pertama yang harus anda lakukan adalah :
  1. Mengisi nama account pada Outlook Express pada isian ‘Mail Account’. Nama ini bisa dituliskan apa saja. Pada contoh di bawah ini nama account Outlook Express ini adalah ‘mail server flexnet’
  2. Mengisi nama pada isian ‘Name’ pada ‘User Information’ dengan nama pengguna email. Pada hal ini ditunjukkan nama pengguna adalah ‘Affansky’.
  3. Mengisi nama email address pada isian ‘E-mail address’ dengan alamat email pengguna.
Tab berikutnya adalah ‘Server’. Tab ini berisi beberapa hal :
  1. Outgoing mail (SMTP) adalah IP address mail gateway untuk mengirimkan email melalui SMTP.
  2. Incoming mail (POP3) adalah IP address mail gateway untuk mengambil email melalui POP3. Pada contoh dibawah ini IP address bagi outgoing mail dan incoming mail adalah sama, karena IP ini menunjuk pada MDaemon yang bekerja sebagai SMTP dan POP3 server.
  3. ‘Log on using Account name‘ adalah nama account yang ada di POP3 server.
  4. ‘Log on using Password’ adalah password account yang ada di POP3 server.
Nama dan password ini haruslah sama dengan konfigurasi Account user pada MDaemon. Jika sudah selesai, tekan tombol OK.
Selanjutnya Microsoft Outlook Express sudah siap untuk mengirim dan menerima e-mail. Untuk mulai mengambil dan mengirimkan email, silakan tekan icon ‘Send and Receive’ pada bagian atas layar Outlook Express.


Netscape Messenger 4.0

Perangkat lunak mail client yang selanjutnya akan kita gunakan untuk mengirim / menerima e-mail dari server MDAEMIN adalah Netscape Messenger 4.0. Jika Netscape Messager sudah di install. Untuk melakukan setting pada Netscape Messenger, kita pilih menu Edit --> Preferences seperti tampak pada gambar.
Setelah jendela Preferences akan muncul, maka untuk memulai konfigurasi email, kita pilih Category Mail & Newsgroup. Untuk mengexpand opsi-opsi yang ada, kita klik tanda +. Akan muncul menu-menu, namun hanya dua menu yang akan dibahas pada tulisan ini adalah Identity dan Mail Server.
Gambar di bawah ini menunjukkan menu Identity. Identity ini memiliki beberapa konfigurasi, yaitu :
  1. Your name.
  2. Email address.
  3. Reply-To address.
  4. Organization
Setelah mengkonfigurasi Indentity, sekarang kita mengkonfigurasi mail server tujuan, dalam hal ini MDaemon. Ada dua macam mail server yang harus dikonfigurasi, yaitu Incoming dan Outgoing mail server. Seperti telah diterangkan tadi, properti incoming mail server berfungsi untuk menunjukkan mail server yang digunakan untuk mengambil email dari luar, sementara outgoing berfungsi sebaliknya.
Pada option Outgoing Mail server, kita definisikan IP address dari SMTP server yang dipakai. SMTP server yang dipakai dalam hal ini adalah mail server Mdaemon di LAN tersebut.
Pada opsi Incoming mail server, kita tentukan mail server yang akan dipakai, beserta user account name. Lagi-lagi harus dipilih server mail MDAEMON dan user name yang di set di MDAEMON bagi kita. Perhatikan protokol POP3 digunakan untuk mengambil mail dari server MDAEMON.

SSH

Secure Shell atau SSH adalah protokol jaringan yang memungkinkan pertukaran data melalui saluran aman antara dua perangkat jaringan. Terutama banyak digunakan pada sistem berbasis Linux dan Unix untuk mengakses akun shell, SSH dirancang sebagai pengganti Telnet dan shell remote tak aman lainnya, yang mengirim informasi, terutama kata sandi, dalam bentuk teks sederhana yang membuatnya mudah untuk dicegat. Enkripsi yang digunakan oleh SSH menyediakan kerahasiaan dan integritas data melalui jaringan yang tidak aman seperti Internet.

Daftar ISI

Definisi

SSH menggunakan kriptografi kunci publik untuk mengotentikasi komputer remote dan biarkan komputer remote untuk mengotentikasi pengguna, jika perlu. SSH biasanya digunakan untuk login ke mesin remote dan mengeksekusi berbagai perintah, tetapi juga mendukung tunneling, forwarding TCP port dan X11 connections; itu dapat mentransfer file menggunakan terkait SFTP atau SCP protocols. SSH menggunakan klien-server model. Yang standar TCP port 22 telah ditetapkan untuk menghubungi server SSH. Sebuah klien program SSH ini biasanya digunakan untuk membangun koneksi ke SSH daemon untuk dapat diremote. Keduanya biasanya terdapat pada sistem operasi modern, termasuk Mac OS X, Linux, FreeBSD, Solaris dan OpenVMS. Tersedia versi berpemilik, freeware dan open source untuk berbagai tingkat kerumitan dan kelengkapan.

 Sejarah

Pada tahun 1995, Tatu Ylönen, seorang peneliti di Helsinki University of Technology, Finlandia, merancang versi pertama protokol (sekarang disebut SSH-1) karena didorong oleh peristiwa serangan pembongkaran sandi di jaringan universitas. Tujuan dari pembuatan SSH adalah untuk menggantikan fungsi rlogin, TELNET, dan rsh protokol, yang tidak memberikan otentikasi kuat atau menjamin kerahasiaan. Ylönen merilis SSH sebagai freeware pada bulan Juli 1995, dan tool tersebut berkembang dengan cepat untuk mendapatkan popularitas. Menjelang akhir 1995, basis pengguna SSH telah tumbuh hingga 20.000 pengguna di lima puluh negara.
Pada bulan Desember 1995, Ylönen mendirikan SSH Communications Security untuk memasarkan dan mengembangkan SSH. Versi asli dari software yang digunakan SSH adalah berbagai potongan perangkat lunak bebas, seperti GNU libgmp, tetapi versi yang dikeluarkan oleh Secure SSH Communications semakin berkembang menjadi perangkat lunak berpemilik.
Pada tahun 1996, sebuah versi revisi protokol dirancang, SSH-2, yang tidak cocok dengan SSH-1. Fitur SSH-2 mencakup kedua fitur keamanan dan peningkatan perbaikan atas SSH-1. Keamanan yang lebih baik, misalnya, datang melalui algoritma pertukaran kunci Diffie-Hellman dan pemeriksaan dengan integritas yang kuat melalui kode otentikasi pesan. Fitur baru dari SSH-2 mencakup kemampuan untuk menjalankan sejumlah sesi shell melalui satu koneksi SSH.
Pada tahun 1998 ditemukan kerentanan yang digambarkan dalam 1,5 SSH sehingga memungkinkan masuknya konten yang tidak sah ke dalam aliran data SSH terenkripsi karena integritas data tidak mencukupi perlindungan dari CRC-32 yang digunakan dalam protokol versi ini. Sebuah perbaikan (SSH Compentation Attack Detector) diperkenalkan ke dalam banyak implementasi.
Pada tahun 1999, pengembang menginginkan versi perangkat lunak bebas untuk tersedia kembali seperti rilis 1.2.12, yang lebih tua dari program ssh asli, yang terakhir dirilis di bawah lisensi open source. OSSH Björn Grönvall ini kemudian dikembangkan berdasarkan basis kode ini. Tak lama kemudian, para pengembang OpenBSD menggunakan kode Grönvall untuk melakukan pengembanga yang lebih luas di atasnya, sehingga terciptalah OpenSSH, yang dimasukkan dalam rilis OpenBSD 2.6. Dari versi ini, sebuah cabang "portable" dibentuk untuk dapat memportingkan OpenSSH pada sistem operasi lain.
Diperkirakan, sejak tahun 2000, terdapat lebih dari 2.000.000 pengguna SSH.
Pada tahun 2005, OpenSSH adalah satu-satunya aplikasi ssh yang paling populer, yang diinstal secara default dalam sejumlah besar sistem operasi. Sementara itu, OSSH telah menjadi usang.
Pada tahun 2006, protokol SSH-2 yang telah disebutkan di atas, diusulkan untuk menjadi Standar Internet dengan penerbitan oleh IETF "secsh" work group dari RFC (lihat referensi).
Pada tahun 2008 sebuah kelemahan kriptografi ditemukan pada SSH-2 yang memungkinkan pengambilan sampai 4 byte plaintext dari aliran data SSH tunggal di bawah kondisi khusus. Namun hal ini telah diperbaiki dengan mengubah mode enkripsi standar OpenSSH 5,2.

Penggunaan SSH

SSH adalah sebuah protokol yang dapat digunakan untuk berbagai aplikasi. Beberapa aplikasi di bawah ini mungkin membutuhkan fitur-fitur yang hanya tersedia atau yang kompatibel dengan klien atau server SSH yang spesifik. Sebagai contoh, menggunakan protokol SSH untuk mengimplementasikan VPN adalah dimungkinkan, tapi sekarang hanya dapat dengan implementasi server dan klien OpenSSH.
  • untuk login ke shell pada remote host (menggantikan Telnet dan rlogin)
  • untuk mengeksekusi satu perintah pada remote host (menggantikan rsh)
  • untuk menyalin file dari server lokal ke remote host. Lihat SCP, sebagai alternatif untuk rcp
  • dalam kombinasi dengan SFTP, sebagai alternatif yang aman untuk FTP transfer file
  • dalam kombinasi dengan rsync untuk mem-backup, menyalin dan me-mirror file secara efisien dan aman
  • untuk port forwarding atau tunneling port (jangan dikelirukan dengan VPN yang rute paket antara jaringan yang berbeda atau menyambung dua wilayah broadcast menjadi satu)
  • untuk digunakan sebagai VPN yang terenkripsi penuh. Perhatikan bahwa hanya OpenSSH server dan klien yang mendukung fitur ini
  • untuk meneruskan X11 melalui beberapa host
  • untuk browsing web melalui koneksi proxy yang dienkripsi dengan klien SSH yang mendukung protokol SOCKS
  • untuk mengamankan mounting direktori di server remote sebagai sebuah sistem file di komputer lokal dengan menggunakan SSHFS
  • untuk mengotomasi remote monitoring dan pengelolaan server melalui satu atau lebih dari mekanisme seperti yang dibahas di atas

Arsitektur SSH

SSH-2 protokol memiliki arsitektur internal (didefinisikan dalam RFC 4.251) pada lapisan terpisah dengan baik. Yaitu:
  • Lapisan transportasi (RFC 4253). Lapisan ini menangani pertukaran kunci awal dan server otentikasi dan set up enkripsi, kompresi dan integritas verifikasi. Lapisan ini memperlihatkan ke lapisan atas sebuah antarmuka untuk mengirim dan menerima paket teks terang hingga masing-masing 32.768 byte (atau lebih yang diperbolehkan oleh implementasi). Lapisan transportasi juga mengatur ulang pertukaran kunci, biasanya setelah 1 GB data yang ditransfer atau setelah 1 jam telah berlalu, tergantung mana yang lebih cepat.
  • Lapisan otentikasi pengguna (RFC 4252). Lapisan ini menangani otentikasi klien dan menyediakan sejumlah metode otentikasi. Otentikasi client-driven: ketika seseorang diminta untuk memasukkan password, mungkin diminta oleh klien SSH, bukan servernya. Server hanya menanggapi permintaan otentikasi klien. Metode otentikasi pengguna yang sering digunakan meliputi:
    • password: sebuah metode untuk otentikasi password secara langsung, termasuk fasilitas yang memungkinkan sandi untuk diubah. Metode ini tidak diimplementasikan pada semua program.
    • kunci publik: sebuah metode untuk otentikasi berbasis kunci publik, biasanya mendukung setidaknya pasangan kunci DSA atau RSA, pada implementasi lain juga mendukung sertifikat X.509.
    • keyboard-interactive (RFC 4256): sebuah metode serbaguna di mana server akan mengirimkan satu atau lebih prompt untuk memasukkan informasi sehingga klien menampilkannya dan mengirimkan kembali tanggapan oleh pengguna. Digunakan untuk menyediakan otentikasi password sekali-waktu seperti S/Key atau SecurID. Digunakan oleh beberapa konfigurasi OpenSSH dimana PAM bertindak sebagai penyedia otentikasi host yang mendasar agar secara efektif dapat menyediakan otentikasi password, namun kadang-kadang menyebabkan kegagalan untuk login dengan klien yang hanya mendukung metode otentikasi password biasa.
    • metode otentikasi GSSAPI yang menyediakan sebuah skema extensible untuk melakukan otentikasi SSH menggunakan mekanisme eksternal seperti Kerberos 5 atau NTLM, menyediakan satu kemampuan sign on untuk sesi SSH. These methods are usually implemented by commercial SSH implementations for use in organizations, though OpenSSH does have a working GSSAPI implementation. Metode ini biasanya digunakan pada implementasikan SSH komersial untuk digunakan dalam organisasi, meskipun OpenSSH memang memiliki implementasi kerja GSSAPI.
  • Lapisan koneksi. Lapisan ini mendefinisikan konsep kanal, kanal permintaan dan permintaan global menggunakan layanan yang disediakan SSH. Sebuah koneksi SSH dapat melayani beberapa kanal secara bersamaan, masing-masing mentransfer data dalam dua arah. Permintaan kanal tersebut digunakan untuk menyambungkan saluran data spesifik secara out-of-band, seperti perubahan ukuran jendela terminal atau exit code dari sebuah proses server-side. Klien SSH meminta sebuah port server-side untuk diteruskan menggunakan sebuah permintaan global. Jenis saluran standar yang tersedia adalah:
    • shell untuk terminal, SFTP dan request exec (termasuk transfer SCP)
    • direct-tcpip untuk koneksi klien-ke-server yang diteruskan
    • forwarded-tcpip for server-to-client forwarded connections forwarded-tcpip untuk koneksi server-ke-klien yang diteruskan
  • SSHFP DNS record (RFC 4255) menyediakan sidik jari kunci publik untuk membantu memverifikasi keaslian host.
Fungsi lapisan transportasi sendiri sebanding dengan TLS; lapisan otentikasi pengguna sangat extensible dengan metode otentikasi khusus; dan lapisan sambungan menyediakan kemampuan untuk membuat banyak sesi sekunder ke dalam satu koneksi SSH, sebuah fitur yang sebanding dengan BIP dan tidak tersedia di TLS.

 Peringatan keamanan

Sejak SSH-1 memiliki kelemahan desain yang melekat dan membuatnya rentan (misalnya, terhadap serangan man-in-the-middle), sekarang umumnya dianggap usang dan harus dihindari pengguannya dengan menonaktifkan fallback ke SSH-1 secara eksplisit. Sementara server dan klien modern telah mendukung SSH-2, beberapa organisasi masih menggunakan perangkat lunak tanpa dukungan untuk SSH-2, dan dengan demikian SSH-1 tidak selalu dapat dihindari.
Dalam semua versi SSH, penting untuk memverifikasi kunci publik sebelum menerimanya secara valid. Menerima seorang kunci publik atttacker sebagai kunci publik yang valid memiliki efek membuka password yang ditransmisikan dan memungkinkan serangan man in-the-middle.

DNS

Sistem Penamaan Domain

DNS (Domain Name System, bahasa Indonesia: Sistem Penamaan Domain) adalah sebuah sistem yang menyimpan informasi tentang nama host maupun nama domain dalam bentuk basis data tersebar (distributed database) di dalam jaringan komputer, misalkan: Internet. DNS menyediakan alamat IP untuk setiap nama host dan mendata setiap server transmisi surat (mail exchange server) yang menerima surat elektronik (email) untuk setiap domain.
DNS menyediakan servis yang cukup penting untuk Internet, bilamana perangkat keras komputer dan jaringan bekerja dengan alamat IP untuk mengerjakan tugas seperti pengalamatan dan penjaluran (routing), manusia pada umumnya lebih memilih untuk menggunakan nama host dan nama domain, contohnya adalah penunjukan sumber universal (URL) dan alamat e-mail. DNS menghubungkan kebutuhan ini.

Daftar isi

[sembunyikan]

 Sejarah singkat DNS

Penggunaan nama sebagai pengabstraksi alamat mesin di sebuah jaringan komputer yang lebih dikenal oleh manusia mengalahkan TCP/IP, dan kembali ke zaman ARPAnet. Dahulu, setiap komputer di jaringan komputer menggunakan file HOSTS.TXT dari SRI (sekarang SIR International), yang memetakan sebuah alamat ke sebuah nama (secara teknis, file ini masih ada - sebagian besar sistem operasi modern menggunakannya baik secara baku maupun melalui konfigurasi, dapat melihat Hosts file untuk menyamakan sebuah nama host menjadi sebuah alamat IP sebelum melakukan pencarian via DNS). Namun, sistem tersebut diatas mewarisi beberapa keterbatasan yang mencolok dari sisi prasyarat, setiap saat sebuah alamat komputer berubah, setiap sistem yang hendak berhubungan dengan komputer tersebut harus melakukan update terhadap file Hosts.
Dengan berkembangnya jaringan komputer, membutuhkan sistem yang bisa dikembangkan: sebuah sistem yang bisa mengganti alamat host hanya di satu tempat, host lain akan mempelajari perubaha tersebut secara dinamis. Inilah DNS.
Paul Mockapetris menemukan DNS di tahun 1983; spesifikasi asli muncul di RFC 882 dan 883. Tahun 1987, penerbitan RFC 1034 dan RFC 1035 membuat update terhadap spesifikasi DNS. Hal ini membuat RFC 882 dan RFC 883 tidak berlaku lagi. Beberapa RFC terkini telah memproposikan beberapa tambahan dari protokol inti DNS.

Teori bekerja DNS

 Para Pemain Inti

Pengelola dari sistem DNS terdiri dari tiga komponen:
  • DNS resolver, sebuah program klien yang berjalan di komputer pengguna, yang membuat permintaan DNS dari program aplikasi.
  • recursive DNS server, yang melakukan pencarian melalui DNS sebagai tanggapan permintaan dari resolver, dan mengembalikan jawaban kepada para resolver tersebut;
dan ...
  • authoritative DNS server yang memberikan jawaban terhadap permintaan dari recursor, baik dalam bentuk sebuah jawaban, maupun dalam bentuk delegasi (misalkan: mereferensikan ke authoritative DNS server lainnya)

Pengertian beberapa bagian dari nama domain

Sebuah nama domain biasanya terdiri dari dua bagian atau lebih (secara teknis disebut label), dipisahkan dengan titik.
  • Label paling kanan menyatakan top-level domain - domain tingkat atas/tinggi (misalkan, alamat www.wikipedia.org memiliki top-level domain org).
  • Setiap label di sebelah kirinya menyatakan sebuah sub-divisi atau subdomain dari domain yang lebih tinggi. Catatan: "subdomain" menyatakan ketergantungan relatif, bukan absolut. Contoh: wikipedia.org merupakan subdomain dari domain org, dan id.wikipedia.org dapat membentuk subdomain dari domain wikipedia.org (pada prakteknya, id.wikipedia.org sesungguhnya mewakili sebuah nama host - lihat dibawah). Secara teori, pembagian seperti ini dapat mencapai kedalaman 127 level, dan setiap label dapat terbentuk sampai dengan 63 karakter, selama total nama domain tidak melebihi panjang 255 karakter. Tetapi secara praktek, beberapa pendaftar nama domain (domain name registry) memiliki batas yang lebih sedikit.
  • Terakhir, bagian paling kiri dari bagian nama domain (biasanya) menyatakan nama host. Sisa dari nama domain menyatakan cara untuk membangun jalur logis untuk informasi yang dibutuhkan; nama host adalah tujuan sebenarnya dari nama sistem yang dicari alamat IP-nya. Contoh: nama domain www.wikipedia.org memiliki nama host "www".
DNS memiliki kumpulan hirarki dari DNS servers. Setiap domain atau subdomain memiliki satu atau lebih authoritative DNS Servers (server DNS otorisatif) yang mempublikasikan informas tentang domain tersebut dan nama-nama server dari setiap domain di-"bawah"-nya. Pada puncak hirarki, terdapat root servers- induk server nama: server yang ditanyakan ketika mencari (menyelesaikan/resolving) dari sebuah nama domain tertinggi (top-level domain).

Sebuah contoh dari teori rekursif DNS

Sebuah contoh mungkin dapat memperjelas proses ini. Andaikan ada aplikasi yang memerlukan pencarian alamat IP dari www.wikipedia.org. Aplikasi tersebut bertanya ke DNS recursor lokal.
  • Sebelum dimulai, recursor harus mengetahui dimana dapat menemukan root nameserver; administrator dari recursive DNS server secara manual mengatur (dan melakukan update secara berkala) sebuah file dengan nama root hints zone (panduan akar DNS) yang menyatakan alamat-alamt IP dari para server tersebut.
  • Proses dimulai oleh recursor yang bertanya kepada para root server tersebut - misalkan: server dengan alamat IP "198.41.0.4" - pertanyaan "apakah alamat IP dari www.wikipedia.org?"
  • Root server menjawab dengan sebuah delegasi, arti kasarnya: "Saya tidak tahu alamat IP dari www.wikipedia.org, tapi saya "tahu" bahwa server DNS di 204.74.112.1 memiliki informasi tentang domain org."
  • Recursor DNS lokal kemudian bertanya kepada server DNS (yaitu: 204.74.112.1) pertanyaan yang sama seperti yang diberikan kepada root server. "apa alamat IP dari www.wikipedia.org?". (umumnya) akan didapatkan jawaban yang sejenis, "saya tidak tahu alamat dari www.wikipedia.org, tapi saya "tahu" bahwa server 207.142.131.234 memiliki informasi dari domain wikipedia.org."
  • Akhirnya, pertanyaan beralih kepada server DNS ketiga (207.142.131.234), yang menjawab dengan alamat IP yang dibutuhkan.
Proses ini menggunakan pencarian rekursif (recursion / recursive searching).

Pengertian pendaftaran domain dan glue records

Membaca contoh diatas, Anda mungkin bertanya: "bagaimana caranya DNS server 204.74.112.1 tahu alamat IP mana yang diberikan untuk domain wikipedia.org?" Pada awal proses, kita mencatat bahwa sebuah DNS recursor memiliki alamat IP dari para root server yang (kurang-lebih) didata secara explisit (hard coded). Mirip dengan hal tersebut, server nama (name server) yang otoritatif untuk top-level domain mengalami perubahan yang jarang.
Namun, server nama yang memberikan jawaban otorisatif bagi nama domain yang umum mengalami perubahan yang cukup sering. Sebagai bagian dari proses pendaftaran sebuah nama domain (dan beberapa waktu sesudahnya), pendaftar memberikan pendaftaran dengan server nama yang akan mengotorisasikan nama domain tersebut; maka ketika mendaftar wikipedia.org, domain tersebut terhubung dengan server nama gunther.bomis.com dan zwinger.wikipedia.org di pendaftar .org. Kemudian, dari contoh di atas, ketika server dikenali sebagai 204.74.112.1 menerima sebuah permintaan, DNS server memindai daftar domain yang ada, mencari wikipedia.org, dan mengembalikan server nama yang terhubung dengan domain tersebut.
Biasanya, server nama muncul berdasarkan urutan nama, selain berdasarkan alamat IP. Hal ini menimbulkan string lain dari permintaan DNS untuk menyelesaikan nama dari server nama; ketika sebuah alamat IP dari server nama mendapatkan sebuah pendaftaran di zona induk, para programmer jaringan komputer menamakannya sebuah glue record (daftar lekat???)DNS dalam praktek
Ketika sebuah aplikasi (misalkan web broswer), hendak mencari alamat IP dari sebuah nama domain, aplikasi tersebut tidak harus mengikuti seluruh langkah yang disebutkan dalam teori diatas. Kita akan melihat dulu konsep caching, lalu mengertikan operasi DNS di "dunia nyata".

Caching dan masa hidup (caching and time to live)

Karena jumlah permintaan yang besar dari sistem seperti DNS, perancang DNS menginginkan penyediaan mekanisme yang bisa mengurangi beban dari masing-masing server DNS. Rencana mekanisnya menyarankan bahwa ketika sebuah DNS resolver (klien) menerima sebuah jawaban DNS, informasi tersebut akan di cache untuk jangka waktu tertentu. Sebuah nilai (yang di-set oleh administrator dari server DNS yang memberikan jawaban) menyebutnya sebagai time to live (masa hidup), atau TTL yang mendefinisikan periode tersebut. Saat jawaban masuk ke dalam cache, resolver akan mengacu kepada jawaban yang disimpan di cache tersebut; hanya ketika TTL usai (atau saat administrator mengosongkan jawaban dari memori resolver secara manual) maka resolver menghubungi server DNS untuk informasi yang sama.

Waktu propagasi (propagation time)

Satu akibat penting dari arsitektur tersebar dan cache adalah perubahan kepada suatu DNS tidak selalu efektif secara langsung dalam skala besar/global. Contoh berikut mungkin akan menjelaskannya: Jika seorang administrator telah mengatur TTL selama 6 jam untuk host www.wikipedia.org, kemudian mengganti alamat IP dari www.wikipedia.org pada pk 12:01, administrator harus mempertimbangkan bahwa ada (paling tidak) satu individu yang menyimpan cache jawaban dengan nilai lama pada pk 12:00 yang tidak akan menghubungi server DNS sampai dengan pk 18:00. Periode antara pk 12:00 dan pk 18:00 dalam contoh ini disebut sebagai waktu propagasi (propagation time), yang bisa didefiniskan sebagai periode waktu yang berawal antara saat terjadi perubahan dari data DNS, dan berakhir sesudah waktu maksimum yang telah ditentukan oleh TTL berlalu. Ini akan mengarahkan kepada pertimbangan logis yang penting ketika membuat perubahan kepada DNS: tidak semua akan melihat hal yang sama seperti yang Anda lihat. RFC1537 dapat membantu penjelasan ini.

DNS di dunia nyata

Di dunia nyata, user tidak berhadapan langsung dengan DNS resolver - mereka berhadapan dengan program seperti web brower (Mozilla Firefox, Safari, Opera, Internet Explorer, Netscape, Konqueror dan lain-lain dan klien mail (Outlook Express, Mozilla Thunderbird dan lain-lain). Ketika user melakukan aktivitas yang meminta pencarian DNS (umumnya, nyaris semua aktivitas yang menggunakan Internet), program tersebut mengirimkan permintaan ke DNS Resolver yang ada di dalam sistem operasi.
DNS resolver akan selalu memiliki cache (lihat diatas) yang memiliki isi pencarian terakhir. Jika cache dapat memberikan jawaban kepada permintaan DNS, resolver akan menggunakan nilai yang ada di dalam cache kepada program yang memerlukan. Kalau cache tidak memiliki jawabannya, resolver akan mengirimkan permintaan ke server DNS tertentu. Untuk kebanyakan pengguna di rumah, Internet Service Provider(ISP) yang menghubungkan komputer tersebut biasanya akan menyediakan server DNS: pengguna tersebut akan mendata alamat server secara manual atau menggunakan DHCP untuk melakukan pendataan tersebut. Jika administrator sistem telah mengkonfigurasi sistem untuk menggunakan server DNS mereka sendiri, DNS resolver umumnya akan mengacu ke server nama mereka. Server nama ini akan mengikuti proses yang disebutkan di Teori DNS, baik mereka menemukan jawabannya maupun tidak. Hasil pencarian akan diberikan kepada DNS resolver; diasumsikan telah ditemukan jawaban, resolver akan menyimpan hasilnya di cache untuk penggunaan berikutnya, dan memberikan hasilnya kepada software yang meminta pencarian DNS tersebut.
Sebagai bagian akhir dari kerumitan ini, beberapa aplikasi seperti web browser juga memiliki DNS cache mereka sendiri, tujuannya adalah untuk mengurangi penggunaan referensi DNS resolver, yang akan meningkatkan kesulitan untuk melakukan debug DNS, yang menimbulkan kerancuan data yang lebih akurat. Cache seperti ini umumnya memiliki masa yang singkat dalam hitungan 1 menit.

Penerapan DNS lainnya

Sistem yang dijabarkan diatas memberikan skenario yang disederhanakan. DNS meliputi beberapa fungsi lainnya:
  • Nama host dan alamat IP tidak berarti terhubung secara satu-banding-satu. Banyak nama host yang diwakili melalui alamat IP tunggal: gabungan dengan pengasuhan maya (virtual hosting), hal ini memungkinkan satu komputer untuk malayani beberapa situs web. Selain itu, sebuah nama host dapat mewakili beberapa alamat IP: ini akan membantu toleransi kesalahan (fault tolerance dan penyebaran beban (load distribution), juga membantu suatu situs berpindah dari satu lokasi fisik ke lokasi fisik lainnya secara mudah.
  • Ada cukup banyak kegunaan DNS selain menerjemahkan nama ke alamat IP. Contoh:, agen pemindahan surat Mail transfer agents(MTA) menggunakan DNS untuk mencari tujuan pengiriman E-mail untuk alamat tertentu. Domain yang menginformasikan pemetaan exchange disediakan melalui rekod MX (MX record) yang meningkatkan lapisan tambahan untuk toleransi kesalahan dan penyebaran beban selain dari fungsi pemetaan nama ke alamat IP.
  • Kerangka Peraturan Pengiriman (Sender Policy Framework) secara kontroversi menggunakan keuntungan jenis rekod DNS, dikenal sebagai rekod TXT.
  • Menyediakan keluwesan untuk kegagalan komputer, beberapa server DNS memberikan perlindungan untuk setiap domain. Tepatnya, tigabelas server akar (root servers) digunakan oleh seluruh dunia. Program DNS maupun sistem operasi memiliki alamat IP dari seluruh server ini. Amerika Serikat memiliki, secara angka, semua kecuali tiga dari server akar tersebut. Namun, dikarenakan banyak server akar menerapkan anycast, yang memungkinkan beberapa komputer yang berbeda dapat berbagi alamat IP yang sama untuk mengirimkan satu jenis services melalui area geografis yang luas, banyak server yang secara fisik (bukan sekedar angka) terletak di luar Amerika Serikat.
DNS menggunanakn TCP dan UDP di port komputer 53 untuk melayani permintaan DNS. Nyaris semua permintaan DNS berisi permintaan UDP tunggal dari klien yang dikuti oleh jawaban UDP tunggal dari server. Umumnya TCP ikut terlibat hanya ketika ukuran data jawaban melebihi 512 byte, atau untuk pertukaaran zona DNS zone transfer

Jenis-jenis catatan DNS

Beberapa kelompok penting dari data yang disimpan di dalam DNS adalah sebagai berikut:
  • A record atau catatan alamat memetakan sebuah nama host ke alamat IP 32-bit (untuk IPv4).
  • AAAA record atau catatan alamat IPv6 memetakan sebuah nama host ke alamat IP 128-bit (untuk IPv6).
  • CNAME record atau catatan nama kanonik membuat alias untuk nama domain. Domain yang di-alias-kan memiliki seluruh subdomain dan rekod DNS seperti aslinya.
  • [MX record]]' atau catatan pertukaran surat memetakan sebuah nama domain ke dalam daftar mail exchange server untuk domain tersebut.
  • PTR record atau catatan penunjuk memetakan sebuah nama host ke nama kanonik untuk host tersebut. Pembuatan rekod PTR untuk sebuah nama host di dalam domain in-addr.arpa yang mewakili sebuah alamat IP menerapkan pencarian balik DNS (reverse DNS lookup) untuk alamat tersebut. Contohnya (saat penulisan / penerjemahan artikel ini), www.icann.net memiliki alamat IP 192.0.34.164, tetapi sebuah rekod PTR memetakan ,,164.34.0.192.in-addr.arpa ke nama kanoniknya: referrals.icann.org.
  • NS record atau catatan server nama memetakan sebuah nama domain ke dalam satu daftar dari server DNS untuk domain tersebut. Pewakilan bergantung kepada rekod NS.
  • SOA record atau catatan otoritas awal (Start of Authority) mengacu server DNS yang mengediakan otorisasi informasi tentang sebuah domain Internet.
  • SRV record adalah catatan lokasi secara umum.
  • Catatan TXT mengijinkan administrator untuk memasukan data acak ke dalam catatan DNS; catatan ini juga digunakan di spesifikasi Sender Policy Framework.
Jenis catatan lainnya semata-mata untuk penyediaan informasi (contohnya, catatan LOC memberikan letak lokasi fisik dari sebuah host, atau data ujicoba (misalkan, catatan WKS memberikan sebuah daftar dari server yang memberikan servis yang dikenal (well-known service) seperti HTTP atau POP3 untuk sebuah domain.

Nama domain yang diinternasionalkan

Nama domain harus menggunakan satu sub-kumpulan dari karakter ASCII, hal ini mencegah beberapa bahasa untuk menggunakan nama maupun kata lokal mereka. ICANN telah menyetujui Punycode yang berbasiskan sistem IDNA, yang memetakan string Unicode ke karakter set yang valid untuk DNS, sebagai bentuk penyelesaian untuk masalah ini, dan beberapa registries sudah mengadopsi metode IDNS ini.

Perangkat lunak DNS

Beberapa jenis perangakat lunak DNS menerapkan metode DNS, beberapa diantaranya:
Utiliti berorientasi DNS termasuk:
  • dig (the domain information groper)

Pengguna legal dari domain

Pendaftar (registrant)

Tidak satupun individu di dunia yang "memiliki" nama domain kecuali Network Information Centre (NIC), atau pendaftar nama domain (domain name registry). Sebagian besar dari NIC di dunia menerima biaya tahunan dari para pengguna legal dengan tujuan bagi si pengguna legal menggunakan nama domain tersebut. Jadi sejenis perjanjian sewa-menyewa terjadi, bergantung kepada syarat dan ketentuan pendaftar. Bergantung kepada beberpa peraturan penamaan dari para pendaftar, pengguna legal dikenal sebagai "pendaftar" (registrants) atau sebagai "pemegang domain" (domain holders)
ICANN memegang daftar lengkap untuk pendaftar domain di seluruh dunia. Siapapun dapat menemukan pengguna legal dari sebuah domain dengan mencari melalui basis data WHOIS yang disimpan oleh beberpa pendaftar domain.
Di (lebih kurang) 240 country code top-level domains (ccTLDs), pendaftar domain memegang sebuah acuan WHOIS (pendaftar dan nama server). Contohnya, IDNIC, NIC Indonesia, memegang informasi otorisatif WHOIS untuk nama domain .ID.
Namun, beberapa pendaftar domain, seperti VeriSign, menggunakan model pendaftar-pengguna. Untuk nama domain .COM dan .NET, pendaftar domain, VeriSign memegang informasi dasar WHOIS )pemegang domain dan server nama). Siapapun dapat mencari detil WHOIS (Pemegang domain, server nama, tanggal berlaku, dan lain sebagainya) melalui pendaftar.
Sejak sekitar 2001, kebanyakan pendaftar gTLD (.ORG, .BIZ, .INFO) telah mengadopsi metode penfatar "tebal", menyimpan otoritatif WHOIS di beberapa pendaftar dan bukan pendaftar itu saja.

Kontak Administratif (Administrative Contact)

Satu pemegang domain biasanya menunjuk kontak administratif untuk menangani nama domain. Fungsi manajemen didelegasikan ke kontak administratif yang mencakup (diantaranya):
  • keharusan untuk mengikuti syarat dari pendaftar domain dengan tujuan memiliki hak untuk menggunakan nama domain
  • otorisasi untuk melakukan update ke alamat fisik, alamat email dan nomor telepon dan lain sebagainya via WHOIS

Kontak Teknis (Technical Contact)

Satu kontak teknis menangani server nama dari sebuah nama domain. Beberapa dari banyak fungsi kontak teknis termasuk:
  • memastikan bahwa konfigurasi dari nama domain mengikuti syarat dari pendaftar domain
  • update zona domain
  • menyediakan fungsi 24x7 untuk ke server nama (yang membuat nama domain bisa diakses)

Kontak Pembayaran (Billing Contact)

Tidak perlu dijelaskan, pihak ini adalah yang menerima tagihan dari NIC.

Server Nama (Name Servers)

Disebut sebagai server nama otoritatif yang mengasuh zona nama domain dari sebuah nama domain.

Politik

Banyak penyelidikan telah menyuarakan kritik dari metode yang digunakan sekarang untuk mengatur kepemilikan domain. Umumnya, kritik mengklaim penyalahgunaan dengan monopoli, seperti VeriSign Inc dan masalah-masalah dengan penunjukkan dari top-level domain (TLD). Lembaga international ICANN (Internet Corporation for Assigned Names and Numbers) memelihara industri nama domain.

FTP

Tutorial FTP ini dikhususkan pada cara meng-upload homepage ke server lecturer.ukdw.ac.id
Untuk melakukan ftp, Anda harus mempunyai program ftp client. Saat ini sudah cukup banyak program ftp client yang cukup user friendly seperti WS-FTP atau CuteFTP, namun jika Anda tidak memiliki software-software tersebut Anda dapat menggunakan ftp client yang tersedia di MS Windows.
  • Untuk menjalankan ftp client, klik menu Start | Run... pada Windows9x. Kemudian pada kotak dialog ketikkan: ftp lecturer.ukdw.ac.id
    Memulai ftp
    Klik "OK"
  • Setelah program ftp client berjalan, masukkan user name dan password Anda.
    Login ftp
  • Jika user name dan password yang Anda ketikkan diterima, Anda akan masuk ke home direktori, gunakan perintah ls -l atau dir untuk melihat isi home direktori. Pindah ke direktori public_html dengan perintah cd public_html
    Lihat isi dir dan pindah direktori
    Note: semua file untuk homepage harus diletakkan di bawah direktori public_html
  • Untuk meng-upload file ke lecturer, gunakan perintah put nama_file atau mput file1 file 2 (mput digunakan untuk mentransfer beberapa file sekaligus)
    Transfer file
    Note: sebelum mentransfer file, Anda perlu menyesuaikan mode transfer, ada dua mode transfer file yaitu binary (bin) dan ascii. Mode binary digunakan untuk mentransfer file-file biner seperti file image(jpg,png,gif dll), file program(exe,com,bin), flash(swf), file pdf dan lain-lain; sedang yang termasuk file ascii adalah file txt, html, htm, asp, php dan sebagainya. Untuk mengubah mode transfer tersebut, ketikkan bin untuk mengubah menjadi binary mode dan ascii untuk mengubah menjadi ascii mode.
    Mode transfer file
  • Untuk melihat keterangan tentang perintah-perintah yang tersedia di ftp, ketikkan ?
    FTP help
  • Untuk mengakhiri sesi ftp, gunakan perintah bye
    Akhiri ftp

DHCP

Dynamic Host Configuration Protocol (DCHP) adalah protokol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan. Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan alamat IP kepada semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di jaringan lokal, maka semua komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server.
DHCP didefinisikan dalam RFC 2131 dan RFC 2132 yang dipublikasikan oleh Internet Engineering Task Force. DHCP merupakan ekstensi dari protokol Bootstrap Protocol (BOOTP).

 Cara Kerja

Karena DHCP merupakan sebuah protokol yang menggunakan arsitektur client/server, maka dalam DHCP terdapat dua pihak yang terlibat, yakni DHCP Server dan DHCP Client.
DHCP server umumnya memiliki sekumpulan alamat yang diizinkan untuk didistribusikan kepada klien, yang disebut sebagai DHCP Pool. Setiap klien kemudian akan menyewa alamat IP dari DHCP Pool ini untuk waktu yang ditentukan oleh DHCP, biasanya hingga beberapa hari. Manakala waktu penyewaan alamat IP tersebut habis masanya, klien akan meminta kepada server untuk memberikan alamat IP yang baru atau memperpanjangnya.
DHCP Client akan mencoba untuk mendapatkan "penyewaan" alamat IP dari sebuah DHCP server dalam proses empat langkah berikut:
  1. DHCPDISCOVER: DHCP client akan menyebarkan request secara broadcast untuk mencari DHCP Server yang aktif.
  2. DHCPOFFER: Setelah DHCP Server mendengar broadcast dari DHCP Client, DHCP server kemudian menawarkan sebuah alamat kepada DHCP client.
  3. DHCPREQUEST: Client meminta DCHP server untuk menyewakan alamat IP dari salah satu alamat yang tersedia dalam DHCP Pool pada DHCP Server yang bersangkutan.
  4. DHCPACK: DHCP server akan merespons permintaan dari klien dengan mengirimkan paket acknowledgment. Kemudian, DHCP Server akan menetapkan sebuah alamat (dan konfigurasi TCP/IP lainnya) kepada klien, dan memperbarui basis data database miliknya. Klien selanjutnya akan memulai proses binding dengan tumpukan protokol TCP/IP dan karena telah memiliki alamat IP, klien pun dapat memulai komunikasi jaringan.
Empat tahap di atas hanya berlaku bagi klien yang belum memiliki alamat. Untuk klien yang sebelumnya pernah meminta alamat kepada DHCP server yang sama, hanya tahap 3 dan tahap 4 yang dilakukan, yakni tahap pembaruan alamat (address renewal), yang jelas lebih cepat prosesnya.
Berbeda dengan sistem DNS yang terdistribusi, DHCP bersifat stand-alone, sehingga jika dalam sebuah jaringan terdapat beberapa DHCP server, basis data alamat IP dalam sebuah DHCP Server tidak akan direplikasi ke DHCP server lainnya. Hal ini dapat menjadi masalah jika konfigurasi antara dua DHCP server tersebut berbenturan, karena protokol IP tidak mengizinkan dua host memiliki alamat yang sama.
Selain dapat menyediakan alamat dinamis kepada klien, DHCP Server juga dapat menetapkan sebuah alamat statik kepada klien, sehingga alamat klien akan tetap dari waktu ke waktu.
Catatan: DHCP server harus memiliki alamat IP yang statis.

 DHCP Scope

DHCP Scope adalah alamat-alamat IP yang dapat disewakan kepada DHCP client. Ini juga dapat dikonfigurasikan oleh seorang administrator dengan menggunakan peralatan konfigurasi DHCP server. Biasanya, sebuah alamat IP disewakan dalam jangka waktu tertentu, yang disebut sebagai DHCP Lease, yang umumnya bernilai tiga hari. Informasi mengenai DHCP Scope dan alamat IP yang telah disewakan kemudian disimpan di dalam basis data DHCP dalam DHCP server. Nilai alamat-alamat IP yang dapat disewakan harus diambil dari DHCP Pool yang tersedia yang dialokasikan dalam jaringan. Kesalahan yang sering terjadi dalam konfigurasi DHCP Server adalah kesalahan dalam konfigurasi DHCP Scope.

 DHCP Lease

DHCP Lease adalah batas waktu penyewaan alamat IP yang diberikan kepada DHCP client oleh DHCP Server. Umumnya, hal ini dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa oleh seorang administrator dengan menggunakan beberapa peralatan konfigurasi (dalam Windows NT Server dapat menggunakan DHCP Manager atau dalam Windows 2000 ke atas dapat menggunakan Microsoft Management Console [MMC]). DHCP Lease juga sering disebut sebagai Reservation.

DHCP Options

DHCP Options adalah tambahan pengaturan alamat IP yang diberikan oleh DHCP ke DHCP client. Ketika sebuah klien meminta alamat IP kepada server, server akan memberikan paling tidak sebuah alamat IP dan alamat subnet jaringan. DHCP server juga dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa agar memberikan tambahan informasi kepada klien, yang tentunya dapat dilakukan oleh seorang administrator. DHCP Options ini dapat diaplikasikan kepada semua klien, DHCP Scope tertentu, atau kepada sebuah host tertentu dalam jaringan.

web server

Web server adalah software yang menjadi tulang belakang dari world wide web (www). Web server menunggu permintaan dari client yang menggunakan browser seperti Netscape Navigator, Internet Explorer, Modzilla, dan program browser lainnya. Jika ada permintaan dari browser, maka web server akan memproses permintaan itu kemudian memberikan hasil prosesnya berupa data yang diinginkan kembali ke browser. Data ini mempunyai format yang standar, disebut dengan format SGML (standar general markup language). Data yang berupa format ini kemudian akan ditampilkan oleh browser sesuai dengan kemampuan browser tersebut. Contohnya, bila data yang dikirim berupa gambar, browser yang hanya mampu menampilkan teks (misalnya lynx) tidak akan mampu menampilkan gambar tersebut, dan jika ada akan menampilkan alternatifnya saja. Web server, untuk berkomunikasi dengan client-nya (web browser) mempunyai protokol sendiri, yaitu HTTP (hypertext transfer protocol).
Dengan protokol ini, komunikasi antar web server dengan client-nya dapat saling dimengerti dan lebih mudah. Seperti telah dijelaskan diatas, format data pada world wide web adalah SGML. Tapi para pengguna internet saat ini lebih banyak menggunakan format HTML (hypertext markup language) karena penggunaannya lebih sederhana dan mudah dipelajari. Kata HyperText mempunyai arti bahwa seorang pengguna internet dengan web browsernya dapat membuka dan membaca dokumen-dokumen yang ada dalam komputernya atau bahkan jauh tempatnya sekalipun.

Hal ini memberikan cita rasa dari suatu proses yang tridimensional, artinya pengguna internet dapat membaca dari satu dokumen ke dokumen yang lain hanya dengan mengklik beberapa bagian dari halaman-halaman dokumen (web) itu. Proses yang dimulai dari permintaan webclient (browser), diterima web server, diproses, dan dikembalikan hasil prosesnya oleh web server ke web client lagi dilakukan secara transparan. Setiap orang dapat dengan mudah mengetahui apa yang terjadi pada tiap-tiap proses. Secara garis besarnya web server hanya memproses semua masukan yang diperolehnya dari web clientnya.


Web Server Apache

Apache merupakan web server yang paling banyak dipergunakan di Internet. Program ini pertama kali didesain untuk sistem operasi lingkungan UNIX. Namun demikian, pada beberapa versi berikutnya Apache mengeluarkan programnya yang dapat dijalankan di Windows NT. Apache mempunyai program pendukung yang cukup banyak. Hal ini memberikan layanan yang cukup lengkap bagi penggunanya. Beberapa dukungan Apache :

1. Kontrol Akses.

Kontrol ini dapat dijalankan berdasarkan nama host atau nomor IP

2. CGI (Common Gateway Interface)

Yang paling terkenal untuk digunakan adalah perl (Practical Extraction and Report Language), didukung oleh Apache dengan menempatkannya sebagai modul (mod_perl)

3. PHP (Personal Home Page/PHP Hypertext Processor);

Program dengan metode semacam CGI, yang memproses teks dan bekerja di server. Apache mendukung PHP dengan menempatkannya sebagai salah satu modulnya (mod_php). Hal ini membuat kinerja PHP menjadi lebih baik

4. SSI (Server Side Includes)

Web server Apache mempunyai kelebihan dari beberapa pertimbangan di atas :

1. Apache termasuk dalam kategori freeware.

2. Apache mudah sekali proses instalasinya jika dibanding web server lainnya seperti NCSA, IIS, dan lain-lain.

3. Mampu beroperasi pada berbagai platform sistem operasi.

4. Mudah mengatur konfigurasinya. Apache mempunyai hanya empat file konfigurasi.

5. Mudah dalam menambahkan peripheral lainnya ke dalam platform web servernya.

Fasilitas atau ciri khas dari web server Apache adalah :

1. Dapat dijadikan pengganti bagi NCSA web server.

2. Perbaikan terhadap kerusakan dan error pada NCSA 1.3 dan 1.4.

3. Apache merespon web client sangat cepat jauh melebihi NCSA.

4. Mampu di kompilasi sesuai dengan spesifikasi HTTP yang sekarang.


5. Apache menyediakan feature untuk multihomed dan virtual server.

6. Kita dapat menetapkan respon error yang akan dikirim web server dengan menggunakan file atau skrip.

7. Server apache dapat otomatis berkomunikasi dengan client browsernya untuk menampilkan tampilan terbaik pada client browsernya. Web server Apache secara otomatis menjalankan file index.html, halaman utamanya, untuk ditampilkan secara otomatis pada clientnya.

8. Web server Apache mempunyai level-level pengamanan.

9. Apache mempunyai komponen dasar terbanyak di antara web server lain.

10. Ditinjau dari segi sejarah perkembangan dan prospeknya, Apache web server mempunyai prospek yang cerah. Apache berasal dari web server NCSA yang kemudian dikembangkan karena NCSA masih mempunyai kekurangan di bidang kompatibilitasnya dengan sistim operasi lain. Sampai saat ini, web server Apache terus dikembangkan oleh tim dari apache.org.

11. Performasi dan konsumsi sumber daya dari web server Apache tidak terlalu banyak, hanya sekitar 20 MB untuk file-file dasarnya dan setiap daemonnya hanya memerlukan sekitar 950 KB memory per child.

12. Mendukung transaksi yang aman (secure transaction) menggunakan SSL (secure socket layer).

13. Mempunyai dukungan teknis melalui web.

14. Mempunyai kompatibilitas platform yang tinggi.

15. Mendukung third party berupa modul-modul tambahan.